Medan, Menarapos.id – Di tengah geliat pembangunan yang begitu pesat, Kota Medan saat ini membutuhkan figur pemimpin yang benar-benar berpengalaman. Terutama dalam birokrasi.
“Untuk kesinambungan pembangunan yang sudah berjalan, Kota Medan butuh pemimpin yang betul-betul berpengalaman, apalagi di bidang birokrasi. Bukan pemimpin yang hanya coba-coba,” kata Ketua Forum Anak Pinggiran (FARAN) Kota Medan, Said Ilham Assegaf SH M.IKom, di Jalan Sutrisno, Medan, Senin (12/08/24).
Disebutkan Said Ilham, kinerja pemerintahan Bobby Nasution saat ini sudah banyak dirasakan manfaatnya. Dan hasil positif itu harus mampu ditingkatkan oleh pemimpin Kota Medan berikutnya.
“Pembangunan Kota Medan sudah banyak kita lihat hasilnya, meski sebagian masih dalam pengerjaan. Sehingga, sungguh disayangkan jika pemimpin Kota Medan ke depan tidak mampu mempertahankan hasil pembangunan yang ada,” ungkapnya.
Said menilai, Kota Medan ke depan membutuhkan pemimpin yang betul-betul berpengalaman dan memahami persoalan birokasi. Pemimpin yang memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat Kota Medan.
“Sosok Rahudman Harahap dan Aulia Rahman sudah berpengalaman di birokrasi. Rahudman sudah pernah memimpin Kota Medan dan kita nilai kinerjanya cukup berhasil. Begitu juga Aulia Rahman, kinerjanya selama mendampingi Wali Kota Medan Bobby Nasution, juga sangat bagus,” sambung Said Ilham.
Kedua figur ini, menurutnya, sudah cukup ‘kenyang’ pengalaman menghadapi beragam persoalan birokrasi dan mampu memajukan Kota Medan.
“Medan tidak butuh pemimpin yang hanya coba-coba. Kota Medan ini bukan kelinci percobaan, bukan ajang coba-coba. Kota Medan bukan lingkungan sekolahan yang cocoknya dipimpin figur akademisi,” tegas Said Ilham.
Menimpali, Sekretaris FARAN Kota Medan Amsal Chaniago SE menyoroti sejumlah figur nama bacalon wali Kota Medan yang beredar saat ini
“Figur yang muncul cukup beragam berasal dari berbagai latar belakang. Tapi figur yang dibutuhkan Kota Medan saat ini yang paham dan menguasai birokrasi,” ujarnya.
Amsal blak-blakan mengungkapkan pesimisnya bila Kota Medan dipimpin figur berlatar akademisi.
“Menurut kami, figur dengan latar belakang akademisi tidak cocok dengan pemerintahan. Apalagi memimpin Kota Medan. Kita butuh figur yang paham birokrasi, profesional, dan eksekusi kebijakannya tidak bertele-tele,” ujar Amsal beberkan alasannya.
Pendapat senada juga disampaikan Bendahara FARAN Medan, Eduar Ridho Lase.
Menurut hematnya, birokrasi dengan figur pemimpin berlatar belakang akademisi cenderung kaku dan tidak luwes.
“Kota Medan butuh pemimpin yang mampu gerak cepat, aksinya langsung membawa manfaat. Terutama mampu mempertahankan pembangunan yang sudah berhasil selama ini. Program bidang kesehatan, infrastruktur sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Medan,” ujarnya.
Ridho yakin, dengan figur pemimpin yang menguasai birokrasi dan memahami kondisi masyarakat, Kota Medan akan lebih maju. (rel)