Lintas Organisasi

Hari ini, SMSI Sumut Lounching Buku Ekpedisi Kaldera Toba

76
×

Hari ini, SMSI Sumut Lounching Buku Ekpedisi Kaldera Toba

Sebarkan artikel ini
Foto : Buku “Ekpedisi Kaldera Toba, Peduli Ekosistem, Catatan Jurnalistik Media Siber”.(Menarapos.id/istimewa)
Foto : Buku “Ekpedisi Kaldera Toba, Peduli Ekosistem, Catatan Jurnalistik Media Siber”.(Menarapos.id/istimewa)

Medan, Menarapos.id – Bertepatan Dengan HUT Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Ke-7, SMSI Sumatera Utara lounching buku berjudul “Ekpedisi Kaldera Toba, Peduli Ekosistem, Catatan Jurnalistik Media Siber”, hari ini (Jumat, 08/03/24).

Buku yang menceritakan Geopark (Taman Bumi) tentang konsep manejemen pengembangan kawasan secara berkelanjutan denga memadukan tiga keragaman alam yaitu keragaman geologi (geodiversity), keragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity).

“Kehadiran buku ini tentunya bertujuan untuk mendukung pembangunan serta pengembangan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada asas perlindungan (konservasi) terhadap ketiga keragaman ini,” ucap Ketua SMSI Sumut, Erris J Napitupulu kepada wartawan, Kamis (07/03/24).

Lebih lanjut, Erris menyebutkan bahwa hadirnya buku ini untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda bangsa tentang keistimewaan kawasan di Danau Toba.

Menurut Tokoh Pers Sumatera Utara ini pun menuturkan Danau Toba merupakan kawasan yang dikelilingi oleh tujuh daerah adaminstratif, yakni Kabupaten Toba, Dairi, Simalungun, Samosir, Humban Hadundutan, Tapanuli Utara, dan Karo.

Dikatakan Erris bahwa buku setebal 182 halama ini berisi rekam jejak kerja keras tim Ekspedisi Kaldera Danau Toba yang diselenggarakan oleh SMSI, organisasi pers terbesar di Tanah Air. Ekspedisi Danau Toba itu sendiri berlangsung 4- 7 Februari 2023, lalu.

Kembalikan ke Status Hijau

Lebih lanjut, Erris menyampaikan dalam buku ini memberikan dukungan agar kembali berstatus hijau, dimana sebelumnya UNESCO telah memberi kartu kuning setelah tim penilai yang beranggotakan dua orang berkunjung ke Kaldera Toba pada 31 Agustus-4 September 2023.

Peringatan itu dikeluarkan karena pemerintah Indonesia dinilai kurang aksi untuk terus mempromosikan Kaldera Toba. Kartu kuning UNESCO ini membatasi pembaruan setiap empat tahun untuk status Kaldera Toba sebagai UNESCO Geopark. Jika tidak ada perbaikan, status Kaldera Toba akan dicabut. Masa berlaku status Kaldera Toba sebagai UNESCO Geopark hingga Juli 2024, mendatang.

Untuk itulah, SMSI tergerak mengajak seluruh komponen dan elemen masyarakat dan pemerintah meningkatkan sinergitas dalam membangun kawasan Danau Toba.

“Status kartu kuning yang diberikan UNESCO merupakan sebuah pelajaran sekaligus peringatan bagi pemerintah. Untuk itu Kemenparekraf bersiap untuk meningkatkan sinergitas di antara para pemangku kepentingan,” ujarnya.

Danau Terbesar di Asia Tenggara

Danau Toba menjadi salah satu destinasi populer di Indonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Asia Tenggara dengan luas sekitar 1130 kilometer persegi dengan kedalaman 505 meter.

UNESCO Global Geopark adalah sebuah wilayah geografis di mana situs dan lanskap yang menjadi aset geologi internasional dikelola dengan konsep konservasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat secara terpadu. Dengan konsep ini, sebuah taman Bumi yang mendapat pengakuan UNESSCO akan dikembangkan dengan pendekatan konservasi dan pembangunan berkelanjutan dengan melibatkan komunitas lokal.

Diakhir wawancaranya, Erris menyampaikan bahwa dalam peluncuran buku bakal dihadiri Pj Gubernur Sumatera Utara, Hasanuddin, Kapolda sumut, Pangdam 1/BB, Kajatisu, serta Bupati/Walikota se Sumatera Utara yang berlangsung di Grand Mercure Jalan Sutomo Medan. (aac)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *