LUBUK PAKAM, Menarapos.id – Cuaca tidak mendukung di Lapangan Cerdas Lubuk Pakam pada Minggu sore (8/9/2024) saat hujan mulai mengguyur, menimbulkan kecemasan di kalangan petugas pertandingan. Langit gelap dan suara gemuruh menandakan bahwa pertandingan final kriket putra antara DKI Jaya dan Banten mungkin terancam.
Albert Tangkudung, Technical Delegate untuk cabang olahraga kriket, saat diwawancarai di tengah ketegangan, menyatakan, “Kami tidak perlu melakukan penimbunan pasir seperti di awal PON. Jika lapangan menjadi licin, kami akan menerapkan pengurangan tiga nomor sesuai dengan peraturan yang berlaku.” Keputusan ini diambil demi keselamatan pemain, yang berisiko terjatuh saat berlari dan mengejar bola.
Albert menambahkan, “Kami telah membuat kesepakatan permainan dengan seluruh tim, yang bertujuan untuk mengurangi over atau lemparan, sehingga risiko kecelakaan dapat diminimalisir.” Pengurangan lemparan ini bertujuan agar pertandingan tidak memakan waktu terlalu lama. Jika kondisi lapangan semakin memburuk, rencana cadangan berupa super over dengan enam lemparan akan diterapkan.
“Dan jika hujan tidak reda, setiap tim akan bermain dengan sistem bola out, yaitu pinalti yang dilakukan masing-masing pemain dari kedua tim,” ucapnya tegas.
Mengenai tanggung jawab terhadap kondisi lapangan, Albert menegaskan bahwa mereka hanya menangani peraturan pertandingan, sementara pihak PB PON bertanggung jawab atas keadaan lapangan. Marzuki Nasution, ketua panitia pelaksana, juga menekankan bahwa dia tidak berwenang untuk mengintervensi masalah lapangan, melainkan hanya mengawasi situasi dan berkoordinasi jika dibutuhkan.
Pertandingan ini mencerminkan tantangan yang harus dihadapi oleh tim dan panitia, sekaligus menunjukkan adaptasi yang diperlukan dalam menghadapi cuaca yang tidak bersahabat.(rel)