Oleh : Imam Pratomo, M.HI
Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kota Medan, Dosen UIN SU dan Staf Pengajar PPMDH TPI Medan.
Sebelum membahas lebih lanjut, penulis ingin menduduk kan apa sih sebenarnya makna dari humanisme sebagaimana judul diatas, humanisme terdiri dari 2 kata, pertama human yang berarti Manusia dan yang kedua isme yang berarti faham atau kepercayaan. Jadi secara etimologi humanisme adalah faham kemanusiaan sedangkan secara istilah adalah empati atau peduli terhadap sesama.
Sedangkan humanisme dalam Islam yaitu faham yang menyatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang mulia, dapat mengembangkan diri, bermanfaat buat diri nya dan orang lain tentunya tidak mengabaikan dan tetap patuh pada Allah dan Rasulnya.
Dapat digaris bawahi kalimat makhluk sosial yang mulia, ini sesuai dengan Firman Allah “telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik baiknya dan kemudian kami kembalikan ia serendah rendahnya”.
Dalam surat at Tin Allah menggambarkan tentang dua keadaan manusia, pertama adalah manusia Ahsanul taqwim (manusia yang sempurna) dan yang kedua adalah manusia asfala safilin (manusia yang paling rendah).
Dalam tafsir jalalain dan tafsir muyassar disebutkan pengertian ahsanu taqwim adalah manusia yang memiliki bentuk rupa yang paling baik dibandingkan dengan makhluk yang lain, sedangkan pengertian asfala safilin adalah manusia yang tidak taat pada perintah Allah dan Rasulnya kelak ia akan dikembalikan ketempat yang paling rendah yaitu neraka’ Jahanam nauzubillah.
Sebagai manusia, bagaimana cara kita meraih kedudukan ahsanu taqwim dan menjauhi dengan sejauh jauhnya asfala safilin.
Menurut hemat penulis. Pertama, kita harus mensyukuri karunia badan seperti dua mata, dua telinga, dua tangan dan dua kaki dengan syukur yang sebenarnya, karena Allah pernah berfirman “katakanlah dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan kamu pendengaran, pengelihatan dan hati tetapi amat sedikit kami bersyukur”. (QS almulk:23).
Kedua, kita harus menggunakan karunia badan yang masih sempurna ini dengan menggunakan nya sesuai dengan fungsi kegunaan nya, Karena Allah akan meminta pertanggung jawabannya kelak di akhirat, sesuai dengan Firman Allah” dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu mempunyai pengetahuan tentangnya sesungguhnya pendengaran pengelihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggung jawabannya. (Alquran).
Dari ayat ini kita dapat mengambil hikmah bahwa semua tindakan yang kita lakukan baik itu dari mata, telinga tangan dan kaki semua akan dimintai pertanggung jawabannya dan akan menjadi saksi di akhirat kelak,” pada hari ini, kami tutup mulut mereka dan berkata lah tangan mereka dan memberi kesaksian lah kaki mereka terhadap apa yang mereka perbuat”. (QS.yasin:65).
Ketiga, mari kita gunakan hati dan pikiran ini sebagai anugerah yang terbesar yang diberikan Allah kepada kita, hati inilah yang menjadi motor untuk anggota tubuh kita, hati ini pula yang menjadi raja bagi anggota tubuh kita sebagaimana yang termasuk dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya, sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal darah, manakalah ia baik maka baik lah seluruh nya dan mana kala ia buruk maka buruk lah seluruh nya, ia adalah hati”.
Keempat, mari kita gunakan agama Islam ini sebagai ruh utama bagi kita, segalah apa yang kita lakukan dan kerjakan hendaklah sesuai dengan aturan dan ajaran agama Islam ” sesungguhnya Agama yang paling di ridhoi disisi Allah adalah agama Islam” (Alquran).
Kelima atau yang terakhir adalah dengan menyatukan semua unsur unsur atau komponen yang penulis tulis diatas yakni antara anggota badan jasmani dan rohani harus lah senantiasa di bingkai dengan nilai nilai agama Islam, ” wahai orang orang yang beriman bertakwalah kepada Allah SWT dengan sebenar benar takwa kepada nya dan jangan lah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (QS.al Imran:102).
Terakhir dapat disimpulkan bahwa humanisme dalam Islam adalah kebermanfaatan, manfaat buat dirinya dan orang lain ” Khairunnas anfa’uhum linnas” disamping itu juga menciptakan suasana harmonis dalam bertetangga, hidup damai rukun dan sejahtera Tampa melihat dari agama apapun. Wallahua’lam.