Politik

Wong Chun Sen Sembahyang Cheng Beng Bersama Keluarga di Pulo Padang

34
×

Wong Chun Sen Sembahyang Cheng Beng Bersama Keluarga di Pulo Padang

Sebarkan artikel ini
Foto : Anggota DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B, berfoto bersama seorang keluarganya di Pekuburan Budi Luhur Perlayuan, Jalan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu (30/3/2024). (Irwan Manalu/Menarapos.id, Metro rakyat.com).
Foto : Anggota DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B, berfoto bersama seorang keluarganya di Pekuburan Budi Luhur Perlayuan, Jalan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Sabtu (30/3/2024). (Irwan Manalu/Menarapos.id, Metro rakyat.com).

Medan, Menarapos.id – Anggota DPRD Kota Medan, Wong Chun Sen Tarigan, M.Pd.B, bersama keluarga pulang kampung melakukan sembahyang Cheng Beng, Sabtu (30/3/2024), di Pekuburan Budi Luhur Perlayuan, Jalan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Politisi partai PDI Perjuangan Kota Medan yang duduk kembali periode ke 3 di DPRD Medan ini menyebutkan, sembahyang Cheng Beng menjadi momen penting bagi etnis Tionghoa dalam menghormati leluhur mereka.

Wong mengatakan, tradisi Ceng Beng merupakan waktu di mana warga Tionghoa melakukan ziarah kubur yang dilakukan setiap tahunnya.

Dijelaskan Ketua Permabudhi Sumatera Utara ini, Ceng Beng juga dikenal sebagai Festival Qingming yang dirayakan pada 4-6 April setiap tahunnya. Tradisi ini bertujuan untuk menghormati para leluhur yang telah mendahului para masyarakat etnis Tionghoa yang masih hidup.

“Pelaksanaan Ceng Beng ini bukan hanya dilaksanakan di Indonesia saja. Di tempat lain, di luar negeri juga melaksanakannya. Jadi, setiap tahunnya, kami selalu pulang ke Rantauprapat, Kabupaten Labuhan Batu ini,” ucapnya.

Menurut Wong, setiap tahun keluarga mereka akan berkumpul dari berbagai daerah di rumah keluarga besarnya, dan selanjutnya bersama-sama pergi ke pemakaman keluarga untuk berdoa.

“Ada beberapa tempat yang akan kami kunjungi saat pelaksanaan sembahyang kubur (Cheng Beng) bersama keluarga, dan terakhir kami juga akan kumpul makan bersama seluruh keluarga besar,” sambung Ketua Gemabudhi Sumut ini.

Menurut Wong, sesuai kepercayaan mereka, ziarah kubur ini juga untuk menghormati dan bentuk bakti kepada para leluhur dan orang tua yang telah tiada dan mengenang serta memuliakan orang tua atau leluhur yang sudah meninggal dunia.

“Tradisi ini juga sebagai sarana berkumpulnya saudara, kerabat, dan anak-anak para warga keturunan Tionghoa meskipun sudah berbeda agama dan keyakinan,” ujarnya.

Sebab, tambah, Sekretaris Komisi II DPRD Kota Medan ini, perbedaan agama dan keyakinan yang dianut dalam satu keluarga besar bukan suatu penghalang untuk berkumpul dan bersilaturahmi saat perayaan ceng beng. Melalui tradisi ini semua keluarga yang jauh dipersatukan.

“Kemudian, keluarga, saudara, dan kerabat yang dari luar negeri juga sudah mempersiapkan diri untuk pulang memuliakan leluhurnya saat digelar cheng beng,” pungkasnya. (Nett)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *